Feb 16, 2010

Feel - What I Want in Life



By : Wulan Guritno, Adilla Dimitri
Published : October 21st 2009 by Edelweiss
Details : Paperback, 244 pages
isbn : 9789791962

Rating : 3 of 5 stars
Bookshelves : buku-beli, my-shelf
Status : Read in December, 2009

Thanks to Mas Sus for buying me this book...

“Apa yang sesungguhnya kamu inginkan dalam hidup ini ?”
Pertanyaan itulah yang dilontarkan Tammy pada saat terakhir sebelum terjadi kecelakaan yang merenggut nyawanya. Pertanyaan yang kemudian selalu menghantui Kanya kemanapun ia pergi. Pertanyaan yang kemudian membawanya ke Bali untuk mencari jawabannya.

Berhasilkah Kanya menemukan jawabannya di Bali ?

Mungkin YA.
Tapi buat saya sebenarnya Kanya hanya butuh waktu untuk menghilangkan kesedihannya karena kehilangan Tammy. Tammy yang telah menjadi sahabatnya sejak kecil, Tammy yang selalu memahaminya dibandingkan siapapun di dunia ini setelah mamanya.

Kanya adalah anak manja yang terbiasa dengan kekayaan ayahnya. Sehingga hidup menjadi kurang berarti baginya karena segala yang ia miliki terlalu mudah untuk didapatkan. Bukankah segala sesuatunya menjadi lebih berarti bila kita mendapatkannya dengan sebuah usaha ?
Bandingkanlah betapa berartinya sepiring nasi bagi seorang miskin yang harus bekerja keras seharian untuk mendapatkannya dibandingkan dengan para konglomerat yang mungkin menganggap hal itu biasa-biasa saja.

Barangkali begitu juga dengan cinta… banyak orang cenderung meninggalkan orang yang jelas-jelas sangat mencintainya untk mengejar cinta yang lain. Karena apa ?? Karena orang yang sangat mencintai kita memberikan cintanya tanpa diminta. Kita bisa memilikinya tanpa harus berjuang untuk medapatkannya. Itulah manusia, yang seringkali tidak mensyukuri apa yang dimilikinya, karena segala sesuatu menjadi lebih berarti ketika sudah tidak kita miliki (mudah-mudahan kita tidak termasuk di dalamnya).

Ada kata-kata yang sangat mengusik saya di novel ini;
“Memangnya kita ngapain hidup di dunia ini kalau bukan nunggu mati ? Memang semua orang itu hakikatnya sedang antri, menunggu giliran untuk mati. Yang membedakan adalah apa yang dilakukan orang selama menunggu mati itu datang” (hlm.15).
Sangat mengingatkan saya bahwa setiap hari kita sedang melangkah menuju ke
kematian.

Orang tidak akan pernah tau artinya bahagia bila ia tidak pernah merasa sedih, tidak akan pernah tau artinya cukup bila ia tidak pernah merasa kurang, tidak pernah tau artinya senang bila ia tidak pernah merasakan susah.

Kalau menurut saya (ini cuma menurut saya lho), untuk menjadi bahagia itu enggak susah kok. Cukup menjalani hidup ini dengan ikhlas. Karena dengan begitu kita tidak akan pernah tenggelam dalam kekecewaan karena tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Bukankah TUHAN selalu tahu apa yang terbaik bagi kita… untuk itulah DIA selalu memberikan apa yang kita butuhkan, dan bukan apa yang kita inginkan. Segala pertanyaan dalam hidup ini bisa kita temukan di kedalaman hati nurani kita kok. Jadi syukurilah apa yang kita miliki. Jalani hidup ini apa adanya… dan tentu saja dengan usaha yang maksimal. Bisa berbagi dengan orang yang membutuhkan akan membuat hidup kita jauh lebih berarti.

Well…. LIFE IS TOO SHORT TO WORRY. ENJOY YOUR LIFE THEN.

No comments:

Post a Comment